para pencintaMu

Katakanlah, "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan." [As-Sajdah, 32: 11]

Hati kita, jiwa kita, bolehlah kita umpamakan sebagai periuk yang kosong. Terpulanglah kembali kepada kita untuk memilih pengisian apa yang harus diisikan ke dalam periuk tadi. Lauk ayam kurma, rendang ayam cili api, tom yam, kari, ataupun gulai basi yang telah ditinggalkan berhari-hari...?

Sama jugalah perihalnya dengan hati & jiwa kita tadi. Jika perkara baik yang kita hadam, itu jugalah yang bakal mempengaruhi pandangan kita, perasaan kita, akhlak kita, serta tutur kata kita.

Suka atau tidak. Kita harus mengakui bahawa kita ini tidak kebal. Kita bukan seperti keluli yang kalis air. Bahkan kita sebenarnya boleh diibaratkan seperti kain yang berupaya menyerap larutan bendasing yang ada di sekitarnya.

Jika saban masa kita hanya menghidangkan hati, jiwa & rohani kita dengan tazkirah tentang bab cinta, jodoh & nikah sahaja, maka pastinya kita takkan dapat lari daripada terbuai-buai, terangau-angau, berangan-angan dan sebagainya untuk ke arah itulah. Terutamanya yang lemah iman & taqwa seperti saya ni..

Namun, pernahkah kita bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan diri jika Maut dulu menghampiri kita di usia kita masih muda ini?

Firman Allah SWT;

"Sesungguhnya di sisi Allah ilmu tentang hari kiamat, & Dia Menurunkan hujan, & Mengetahui apa yang ada di dalam rahim. & tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya pada besok hari. & tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi manakah dia akan mati. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal." [surah ke-31 (Luqman): ayat 34]

Allah Mengingatkan kita dalam surat cintaNya yang ke-63, ayat ke-9,

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu & anak-anakmu melalaikan kamu daripada mengingati Allah. Dan barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi." [surah al-Munafiqun]

Di dalam surah yang sama, Allah menjelaskan lagi di dalam ayat yang terakhir;

"Dan Allah tidak akan Menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." [63: 11]

Rasulullah SAW bersabda;

"Hati itu akan berkarat seperti karatnya besi."

Sahabat-sahabat pun bertanya, bagaimana mahu membersihkannya.

Maka, Rasulullah SAW pun menjawab;

"Membaca al-Quran dan banyak mengingati mati."

Al-Quran diturunkan kepada umat Islam bukan untuk dijadikan perhiasan di dalam rumah. Sekadar dibiarkan berhabuk di atas almari tanpa dibuka langsung. Bukan setakat dihias indah untuk dijadikan hantaran perkahwinan. Ataupun diletakkan di bawah bantal kerana takut dikacau hantu.

"Maka, tidakkah mereka menghayati al-Quran, ataukah hati mereka sudahpun terkunci?" [Muhammad (47): ayat 24]

Buat sahabat-sahabat yang masih belum memiliki tafsir al-Quran, bersegeralah membelinya hari ini. Jadikanlah tafsir itu pedamping terdekat kita. Teman terbaik kita di kala kita kerapuhan. Teman terbaik yang mampu mengingatkan kita kepada Allah sebaik sahaja kita melihat wajahnya.

Jika kita tidak mengisi hati kita dengan Allah. Maka Iblis akan mengisikannya dengan perkara-perkara maksiat yang menjauhkan kita daripada Allah.

Hidayah Taufik itu perlu dikejar. Jangan kita terlalu malas & sekadar mengharap 'seru' datang betul-betul di hadapan biji mata kita barulah kita mahu kembali kepadaNya.

Jangan kita 100% mengharapkan mereka datang ke muka pintu kita dan mengajak kita mengerjakan kebaikan. Ya, mereka punya tanggungjawab untuk membawa kita ke arah kebaikan. Namun, tanggungjawab kita terhadap diri sendiri adalah lebih besar daripada mereka.

Kejarlah Hidayah Allah. Bersegeralah berbuat kebaikan. Ya, dalam larian itu, kita pasti akan ada masanya terjatuh, dipulaukan, disisihkan, rasa putus asa, rasa lemah.

Namun, mengapa kita terlalu banyak memikirkan apa yang makhluk pandang & fikir tentang kita sedangkan kita tahu, pengorbanan & tujuan kita melakukan kebaikan itu demi siapa?

Seorang ibu yang sedang dalam proses mengajar anaknya bertatih berjalan, pasti ada masanya membiarkan anaknya berjalan, bertatih, jatuh & bangun semula. Namun, bila kita terjatuh, terluka dan menangis. Ibu kita akan berkejar ke arah kita & memujuk kita kan...?

Begitu jugalah Allah. Ada masanya, Dia membiarkan hati kita tercarik luka, sampaikan kita rasa kita tidak mampu menakhodai kehidupan ini. Namun, Dia akan selalu ada di sisi kita & mengasihi kita Melebihi kita sayang diri kita sendiri.

Jadi, seharusnya sebagai seorang manusia yang dilahirkan sebagai seorang Islam, kita seharusnya selalu muhasabah diri & bertanya;

"Kenapa Allah Pilih aku?"

"Kenapa aku dilahirkan sebagai Islam...?"   

Maka, mainkanlah peranan masing-masing. Buang perasaan hasad dengki, busuk hati & bersangka buruk kepada saudara-saudara seagama dengan kita.

Jangan cemburu melihat orang lain berbuat kebaikan. Kejarlah mereka & sama-sama kita memperbaharui iman.

Jangan dengki orang lain berjaya daripada kita. Koreksi silap diri kita & berusahalah memperbaiki kekurangan.

Jangan sesuka hati menilai baik buruk orang lain sebagaimana kita pun tidak suka dibanding-banding dan dinilai-nilai. Ingatlah, sebaik-baik Penilai & Hakim adalah Allah. Selalu bertanya kepada diri; hebat sangatkah kita untuk ambil tempat Allah & menilai orang lain?

Kita lihat kesusahan & kesedihan sahabat kita bertatih mencari jalan pulang, raihlah tangannya dan bawalah Dia mengenal Tuhan.

Kita lihat hebatnya kesungguhan sahabat kita beribadah kepada Tuhan. Jangan kita anggap mereka ekstrim & berlebih-lebihan. Bahkan raikanlah cara mereka mengekspresikan cinta & syukur kepada Tuhan.

Kita lihat teman-teman kita kurang melibatkan diri dalam gerak kerja. Jangan bersangka buruk dan memandang rendah kepada mereka. Di belakang kita & bersaksikan Allah, mungkin sudah segunung amalannya diangkat ke langit. Sedangkan kita yang mengaku hebat bergerak kerja mungkin Allah baru pandang sedikit.

Kita lihat sahabat-sahabat kita tidak menang tangan menyelesaikan tugasan kerja dakwah. Bantulah sahabat kita jika kita diberikan Allah ruang & peluang. Rebutlah peluang ini untuk memperhebatkan dakwah, ibadah & ukhuwah sesama sahabat-sahabat.

Bagi para muslimat, waktu memakai telekung sebelum menghadap Allah, renungilah wajah kita di cermin & tersenyumlah.

Mudah-mudahan waktu kita dikhafankan, & wajah kita dihadapkan kepada Allah kelak, senyuman itu masih menghiasi wajah kita.

Sesungguhnya waktu kita dikembalikan kepada Allah itu boleh jadi saat yang paling Indah & juga sangat Yang Paling Mengerikan.